Rangkuman Materi Ekonomi mikro 1

 Nama : Miftahul Jannah

Nim : B1A121050

Kelas : F


Assalamu'alaikum bapak/ibu dan teman-teman sekalian. semoga dengan rangkuman materi ini dapat memudahkan untuk mengerti tentang materi Ekonomi mikro 1.

Jika dalam penulisan, pembahasan maupun pengutipan terhadap kesalahan/kekeliruan baik sengaja maupun tidak, maka say dengan senang hati menerima saran dari napak/ibu serta teman-teman sekalian yang bersufat membangun.



1.  Konsep Permintaan

 

Permintaan akan barang dan jasa timbul dari kebutuhan konsumen untuk menguasai barang dan jasa tersebut.  keinginan inipun timbul karena barang dan jasa itu mempubyai “ nilai “. Dalam kenyataanya tidak semua keinginan konsumen itu bisa terwujud, tergantung apakah permintaanya dapat terealisasi dalam transaksi atau tidak. Oleh karena itu, perlu di bedakan antara permintaan dan keinginan, karena suatu permintaan adalah salah satu unsur penting dalam mengetahui unsur harga suatu barang, sedangkas keinginan ialah bukanlah suatu unsur yang turut menentukan harga.

 

Dalam teori ekonomi, yang  dimaksud dengan permintaan ialah keingian konsumen untuk memiliki  dan menguasai barang dan jasa dan keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukarkan barang dan jasa tersebut, dalam system ekonomi yang dimaksud barang dan jasa yang diminta ialah sesuatu yang diinginkan dengan mendukung system harga/ keuangan yang ada pada konsumen.

 

Bila permintaan ini ditunjukkan dari sector barang dan jasa  maka permintaan akan barang dan jasa dapat di definisikan sebagai berikut.

 

“berbagai jumlah barang dan jasa oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan periode tertentu”

 

Dengan demikian, factor-faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang di pengaruhi oleh beberapa factor antara lain:

 

1.      Harga barang itu sendiri

2.      Kegunaan barang tersebut

3.      Rasa dan keinginan konsumen

4.      Banyak dan sedikit konsumen itu sendiri

5.      Jumlah barang dan jasa yang tersedia

6.      Harga barang yang lain

7.      Tingkat penghasilan konsumen

8.      Jumlah dan Jenis barang pengganti

9.      Waktu/Tempat

Namun, Secara umum yang selalu melekat pada semua jenis barang factor yang memengaruhi suatu barang adalah:

1.      Harga barang itu sendiri

2      Harga barang lain ( Subsitusi maupun komplementer )

3.      Incom

4.      Selera

 

Bila permintaan ini di rumuskan dalam fungsi,yang di sebut fungsi permintaan sebagai berikut:

Dx = f(px;py…………. P^2, I,S)

Keterangan:

Dx = Permintaan akan barang

Px = Harga barang itu sendiri

P^2 = Harga barang yang lain

I = Pendapatan konsumen

S = Selerah


 

·         Hukum Permintaan

 

Bunyi Hukum permintaan ialah:

“Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang”

 

Hukum ini sejalan dengan pikiran yang logis dan sederhana.Hal-hal yang menyebabkan tidaklah sukar diketahui.


 

·         Kurva Demand

 

Kurva permintaan juga memperlihatkan harga maksimal yang akan dibayar bagi bermacam-macam kuantitas per unit waktu. Seseorang tidak bersedia untuk membayar lebih banyak, tetapi mudah sekali dibujuk  untuk membayar lebih rendah bagi setiap kuantitas yang besarnya berbeda-beda. Akhirnya,Supaya sederhana, kita akan beranggapan bahwa kurva permintaan terus bersambung atau continuous.

 

 

 

Tabel ; daftar permintaan barang

 

Titik kemungkinan

Harga (dalam RP)

Jumlah Barang yang Diminta (Per Unit)

A.     

2.000

4

B.      

1.600

8

C.      

1.200

12

D.     

800

16

 

Pada table di atas adalah table yang menggambarkan hukum permintaan, semakin murah harga suatu barang maka jumlah yang dibeli semakin besar. Begitu pula sebaliknya jika harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang diminta akan semakin sedikit.


Jadi kurva permintaan adalah kurva yang atau jasa yang di minta dengan harga dimana harga sebagai variable independent dan jumlah barang yang diminta merukan variable dependen. Jumlah barang yang biasanya diberikan notasi Q atau X digambarkan pada sumbu horizontal atau absis sedangkan harga yang biasanya diberikan notasi P digambarkan pada sumbu vertical atau ordinat.

 

·         Menggambarkan kurva demand dengan Matematis

 

Hubungan antara harga dan jumlah yang diminta bisa dituliskan berupa fungsi sebagai berikut:

 

Q = F (P)

 

Fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan permintaan sebagai beriku :

 

Q = a – bP

 

Keterangan :

Q = Jumlah barang yang diminta

P = Harga

a = Konstanta, Jika harga barang sama dengan nol, maka jumlah yang diminta tertentu

 

Kalau dalam persamaan fungsi a ini adalah suatu intercept ( auatu garis yang memotong garis yang lain ).

b = Slope dari itu

(..) = Persamaan fungsi demand selalu berslope negative

 

Slope negate ini menggambarkan bahwa hubungan antara Q dan P selalu berbanding terbalik. Slope yang negative menggambarkan bentuk kurva permintaan miring dari kiri atas ke kanan bawah.

 

Misalkan saja persamaan fungsi permintaan suatu barang X adalah :

 

Qx = 200 – 0,5 Px

Jika Px = 0, maka Qx = 200. Angka 200 ini adalah intersept yang memotong di sumbuh horizontal.

Persamaan di atas bisa di tulis dengan persamaan :

Px = 400 – 2 Qx

Jika Qx = 0, maka Px = 400. Angka 400 ini adalah intesept yang memotong di sumbuh vertikal.

 

·         Pergeseran Kurva Damend

 

1.      Perubahan Harga Barang Sendiri Mengakibatkan Pergeseran Disepanjang Kurva Permintaan Itu Sendiri.

 

Perubahan permintaan sepanjang kirva permintaan terjadi bila harga komoditi yang di minta berubah (naik atau turun ). Penurunan harga komoditi tersebut akan menaikkan jumlah yang di minta dan kenaikan harga komoditi mengurangi jumlah yang diminta.

 

Perubahan harga berang sendiri akan menyebabkan perubahan jumlah barang yang dimintadengan anggapan Ceteris Paribus. Ini di cerminkan oleh pergerakan pada satu kurva permintaan.

 

Jika harga barang berubah turun, maka jumlah yang diminta berubah menjadi lebih banyak. Akibat perubahan harga barang itu tidak mengubah / menggeser kurva demand. Pergerakan itu hanya terjadi disepanjang kuva itu sendiri (shift along the demand curve).Perubahan yang terjadi disepanjang kurva itu sendiri hanya terjadi jika harga barang itu sendiri yang berubah.

 

 

 

2.      Perubahan Faktor-faktor Lain Selain Berubahnya Harga Barang Itu Sendiri Mengakibatkan Pergeseran Kurva Permintaan

 

Pergeseran kurva permintaan kekanan atau kekiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang di timbulkan oleh faktir-faktor selain harga komoditi tersebut. Sebagai contoh, kenaikan pendapatan memungkinkan pembeli untuk menaikan permintaan pada setiap tingkat harga bila harga komoditi yang di beli tidak berubah sehingga akan menggeser kurva permintaan konmoditi tersebut kekanan.

 

Berbagai Faktor yang memengaruhi perubahan permintaan yanitu pendapatan riil, Selerah dan preferensi, harga barang lain yang berkaitan ( substitusi dan komplementer ) hal yang perlu di ingat adalah “ perubahan harga akan menyebabkan pergerakan sepanjang satu kurva permintaan dan perubahan fariabel selain harga barang itu sendiri menyebabkan perubahan permintaan yang di tunjukkan oleh bergesernya kurva permintaan “.

 

a.       Pendapatan konsumen

b.      Harga Barang Terkait Substitusi dan Komplementer

c.       Selerah dan Preferensi konsumen

d.      Perubahan Faktor Lain, misalnya perubahan pengharapan harga

 

·         Permintaan Individu dan Permintaan Pasar

 

Permintaan suatu komoditi dapat di bedakan atas permintaan individu dan permintaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga. Sebagai contoh, bila dimisalkan pasar hanya terdiri dua individu, yaitu Ali dan Budi dengan jumlah DVD yang diminta pada setiap tingkat harga sebagai berikut :

 

 

Tabel : pembentukan Kurva Pasar

 

 

Harga

Jumlah yang diminta Ali

Jumlah yang diminta Budi

Jumlah yang diminta pasar

Rp.12.000,00

10

15

25

Rp.10.000,00

20

20

40

Rp.8.000,00

30

25

55

 

 Tabel di atas terlihat bahwa permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal permintaan Ali dan Budi pada setiap tingkat harga.


 

Sumber ; ( Sardjono Sigit.Ekonomi Mikro Teori & Aplikasi.Andi (Aggota IKPI).Yogyakarta)


Ø  Teori perilaku konsumen: pendekatan kardinal dan ordinal

Teori perilaku konsumen membicarakan mengenai keputusan rumah tangga untuk mengkonsumsi barang. Teori perilaku konsumen penting untuk dipelajari agar memahami sisi permintaan barang dan jasa. Disini teori perilaku konsumen memberikan gambaran bagaimana konsumen menentukan alokasi sumber daya ekonominya untuk mencapai kepuasan maksimum.

Teori perilaku konsumen memiliki dua pendekatan yaitu pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal.

ΓΌ  Teori Perilaku Konsumen Dengan Pendekatan Kardinal

Keputusan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang  didasarkan pada perbandingan antara manfaat yang diperoleh (kegunaan) dengan  biaya yang harus dikeluarkan. Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan kardinal memiliki pandangan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal. Hal ini mirip seperti kita menghitung berat dengan satuan berat (kilogram, gram), panjang dengan satuan panjang (meter, cm).

Ada beberapa istilah dan asumsi yang harus diketahui dalam membahas teori perilaku konsumen:

 

1.      Utilitas Total  (Total Utility) yaitu nilai kegunaan atau manfaat yang diperoleh dari konsumsi

2.      Utilitas Marginal (Marginal Utility) yaitu tambahan kegunaan yang diperoleh dari penambahan  satu unit barang yang dikonsumsi.

3.      Semakin banyak barang yang di konsumsi seseorang maka besar kegunaan/manfaat yang didapatkan. Bila di konsumsi lebih dari satu barang, maka nanti akan di kategorikan masukan dalam satu bundel barang. gampangnya, nanti akan cuma di sebut sebagai barang.

4.      The low of diminishing marginal utility (hukum pertambahan manfaat yang makin menurun). Atau yang dikenal juga dengan hukum Gossen. Berdasarkan hukum gossen bahwa penambahan konsumsi suatu barang akan menambah utilitas yang besar, akan tetapi makin lama pertambahan utilitas akan semakin mengecil bahkan bisa negatif.

5.      Konsistensi Preferensi. Konsumen harus mampu menyusun prioritas pilihan agar bisa membuat keputusan dan bersifat konsisten.

6.      Pengetahuan yang sempurna tentang barang yang akan keputusan konsumsinya.

 

ΓΌ  PENDEKATAN ORDINAL

Dalam pendekatan Ordinal menganggap bahwa kegunaan (utilitas) tidak dapat dihitung. Utilitas hanya dapat dibandingkan seperti kita menilai kecantikan atau kepandaian. Pendekatan Ordinal menggunakan kurva Indifference Curve untuk menjelaskan pendapatnya.

Kurva indeferen merupakan kurva yang dapat mengggambarkan kombinasi pilihan yang dapat dilakukan dari mengkonsumsi 2 jenis barang. Kombinasi mengkonsumsi 2 barang ini bisa menghasilkan tingkat kepuasan yang sama.

Meskipun disebutkan dalam pendekatan ordinal bahwa kegunaan/kepuasan/utilitas tidak dapat dihiting, namun untuk keperluan studi tidak salah bila kurva indiferen diterjemahkan dalam persamaan kuantitatif.

Misalnya nilai utilitas dari mengonsumsi bakso dan sate di tulis sebagai berikut:

U = X.Y …..

Keterangan :

U = Tingkat kepuasan/ utilitas

X = Makan Bakso

Y = Makan Sate

Ada 3 asumsi yang digunakan dalam kurva indiferensi :

1.      Semakin Jauh kurva indiferen dari titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasan

2.      Kurva indiferen menurun dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung ke titik origin (convex to origin)

3.      Tidak saling berpotongan


Sumber : Teori perilaku konsumen: pendekatan kardinal dan ordinal | Studiekonomi.com

ΓΌ  Indifference Curve (Kurva Indiferen)

Indifference Curve adalah kurva yang menunjukkan berbagai macam kombinasi dari konsumsi dua jenis barang yang dapat memberikan tingkat kepuasan yang sama. Misalkan utilitas (kepuasan) dari seorang konsumen dalam mengkonsumsi dua jenis barang (bakso dan sate) dapat digambarkan dalam kurva indiferen berikut:


Dari Indifference Curve (kurva indiferen) diatas harus dipahami bahwa berbagai kombinasi konsumsi dari dua jenis barang tersebut akan memberikan tingkat kepuasan yang sama. Indifference Curve di gambar dengan garis warna biru. Kita buat permisalan bahwa dalam sebulan, kita mengkonsumsi bakso dan sate. Konsumen punya pilihan membuat keputusan berapa banyak sate dan bakso yang akan di konsumsi. Pilihannya bisa saja mengkonsumsi lebih banyak sate di bandingkan bakso, atau sebaliknya justru lebih banyak bakso yang dikonsumsi dibandingkan sate.        

Indifference curve memiliki beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu semakin jauh indifference curve dari titik origin (titik nol) maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang dimiliki konsumen, indifference curve bersifat downward sloping (menurun dari kiri atas ke kanan bawah) dan cembung kearah titik origin, dan asumsi terakhir yaitu indifference curve tidak saling berpotongan. Untuk dapat memahami ketiga asumsi tersebut dapat dilihat pada indifference curve berikut:


Pada ketiga indifference curve (IC) diatas memperlihatkan asumsi-asumsi yang berlaku. Asumsi pertama, bahwa semakin jauh dari titik origin maka tingkat kepuasan semakin tinggi. Dari IC 1, IC 2, IC 3 maka yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi yaitu pada kombinasi konsumsi pada IC 3, sedangkan indifference curve dengan kombinasi konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan paling rendah yaitu pada IC 1. Dan kurva indiferen dibuat dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung kearah titik origin. Dan ketiga indifference curve diatas tidak saling berpotongan satu sama lain. IC 1, IC 2, dan IC 3 tidak boleh saling berpotongan satu sama lain.

Setiap orang tentu menginginkan konsumsi untuk mencapai kepuasan maksimum. Harapannya agar mencapai indifference curve yang paling tinggi. Namun apakah konsumsi akan berada pada IC 1, IC 2 atau IC 3 bergantung juga pada anggaran yang dimiliki untuk konsumsi. Misalkan pendapatan seseorang semakin tinggi, maka akan semakin tinggi kurva indiferen yang dapat dicapai. Jadi anggaran menjadi batasan dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Untuk itu perlu juga mempelajari tentang Garis Anggaran (Budget Line) untuk mengetahui perilaku konsumen.

¥ Jenis Elastisitas Permintaan

    ¢ Permintaan tidak Elastis Sempurna

       Elastisitas permintaan adalah nol apabila perubahan harga tidak akan merubah jumlah barang yang diminta, yaitu barang yang diminta tetap saja jumlahnya, walaupun harga mengalami kenaikan ataupun penurunan. Sifat permintaan ini disebut dengan permintaan tidak elastis sempurna. Bentuknya adalah sejajar dengan sumbu tegak.


    ¢  Elastisitas Sempurna

        apabila koefisien elastisitas permintaan mempunyai nilai tak terhingga, yaitu apabila suatu harga tertentu, barang yang ada di pasar semua dapat terbeli. Atau sama saja artinya dengan berapapun banyaknya barang yang ditawarkan, semua akan dapat terjual. Sifat permintaan ini sering disebut dengan elastis sempurna. Bentuk kurvanya adalah sejajar dengan sumbu datar.


¢  Uniter

     permintaan yang elastisitasnya uniter adalah apabila mempunyai nilai koefisien sebesar1 (satu). 


¢ Permintaan Elastis

     Permintaan yang bersifat elastis terjadi yaitu apabila harga berubah maka permintaan akan mengalami perubahan dengan persentase yang melebihi persentase perubahan harga. Nilai koefisien elastisitas dari permintaan yang bersifat elastis adalah lebih besar dari satu. 


¢ Pemintaan tidak elastis

      Kurva permintaan yang bersifat tidak elastis, yaitu apabila koefisien elastisitas permintaan barang tersebut adalah di antara nol dan satu. Hal ini terjadi apabila persentase perubahan harga lebih besar dari persentase perubahan jumlah barang yang diminta. 


Sumber :  Indifference Curve dan Budget Line


2. Konsep Penawaran 

Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen pada tingkatan harga dan waktu tertentu yang dilambangkan dengan S (Supply). Mengacu pada hukum penawaran, diketahui bahwa jika harga mengalami peningkatan maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan mengalami peningkatan pada kondisi cateris paribus

Tak jauh berbeda dengan permintaan yang dipengaruhi oleh hal-hal seperti harga barang dan selera masyarakat, penawaran juga demikian. Hanya saja, berbanding terbalik jika diurutkan. Penawaran dipengaruhi oleh harga barang serta harga barang lain terlebih dahulu, setelah itu diikuti biaya produksi, tingkat teknologi, tujuan perusahaan, dan baru selera masyarakat.

        Definisi penawaran menurut Ahmad penawaran diartikan sebagai keseluruhan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam berbagai kemungkinan harga yang berlaku di pasar dalam satu periode tertentu. Dari Pengertian tersebut ada dua variabel besar ekonomi yaitu jumlah barang yang ditawarkan atau akan dijual dan tingkat harga kedua variabel ini memperlihatkan adanya hubungan satu sama lain sedangkan variabel waktu diabaikan atau dianggap konstan kedudukan variabel harga dalam konsep penawaran adalah sebagai variabel yang mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan atau sering disebut variabel bebas independen variabel Sedangkan jumlah barang yang ditawarkan sebagai variabel yang dipengaruhi atau Variabel terikat dependen variabel.


·         Hukum Penawaran

         Hukum penawaran berkebalikan dengan permintaan yakni saat harga barang meningkat akan mendorong meningkatnya penawaran suatu barang atau jasa. Jika suatu barang atau jasa harganya meningkat, maka produksi akan memasok barang lebih banyak, sebaliknya saat harga turun, mereka enggan mengurangi pasokan.

Bunyi hukum penawaran adalah:

“Jika harga naik, penawaran meningkat, sehingga jika harga turun, penawaran juga akan turun.”

Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas atau slow positif. Adapun unsur penyusun kurva adalah harga atau P yang dilambangkan dengan garis vertikal, jumlah barang atau Q yang dilambangkan dengan garis horisontal, dan garis penawaran yang menghubungkan titik pertemuan harga dan jumlah barang.



·         Faktor - Faktor Yang mempengaruhi Penawaran

1.      Harga produksi

2.       Biaya Produksi

3.       Jumlah produsen

4.       Proyeksi keuntungan

5.      Persaingan produk

6.      Harga barang di masa depan

7.       Faktor alam

8.       Teknologi

9.       Pajak

10.   Kebijakan pemerintah


Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran yang sering jadi penentu adalah biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi, maka semakin murah barang yang bisa dihasilkan sehingga bisa meningkatkan penawaran. Faktor berikutnya adalah teknologi. Dengan semakin majunya teknologi, maka produk barang atau jasa yang dihasilkan semakin efisien. Faktor berikutnya adalah spekulasi masa depan, di mana prediksi kenaikan harga di masa mendatang cenderung mendorong orang untuk menahan barang atau jasa.

  

   

·         Perubahan penawaran

Perubahan penawaran sama seperti permintaan dengan adanya asumsi ceteris paribus yaitu faktor penawaran mengalami perubahan lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.


Gambar berikut menunjukkan jika terjadinya kenaikan biaya produksi sedangkan faktor yang lainnya dianggap konstan maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kiri dan kurva semula bergeser dari (S1 ke S3). Sebaliknya , jika penurunan biaya produksi dan faktor yang lainnya dianggap konstan maka jumlah barang yang ditawarkan akan ditambah sehingga kurva penawaran akan bergeser ke kanan dalam kurva bergeser dari (S1 ke S2 ) beberapa faktor yang menyebabkan kurva penawaran mengalami pergeseran adalah sebagai berikut :

Lain selain harga dianggap tetap maka sepanjang fungsi penawaran akan kita jumpai adanya perubahan jumlah yang ditawarkan Q sebagai akibat adanya perubahan harga . Tepatnya dalam suatu kurva yang sama akan terdapat gerakan dari suatu tempat atau titik ke tempat atau titik lainnya. Jika harga suatu barang mengalami perubahan titik hal ini kita sebut sebagai perubahan jumlah yang ditawarkan dengan kata kunci ada pergeseran dari satu titik ke titik lainnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


Gambar tersebut menunjukkan adanya perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai akibat adanya perubahan harga ketika harga mengalami kenaikan dari P1 ke P2 akan mengakibatkan jumlah yang ditawarkan juga akan naik dari Q1 menjadi Q2 dan begitu juga ketika harga misalkan turun dari P2 ke P1 mengakibatkan jumlah yang ditawarkan akan turun juga dari Q2 menjadi Q1.

* Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga kerja,teknologi, manageril skill. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat(place ultility), dan menyimpan (store utility).

Sistem produksi adalah merupakan keterkaitan komponen satu (input) dengan komponen lain (output) dan juga menyangkut „prosesnya‟ terjadi interaksi satu dengan lainnya untuk mencapai satu tujuan. Salah satu lingkungan ekonomi adalah sistem produksi. Komponen dalam system produksi adalah input, proses dan output.Input dapat dikategorikan menjadi duagolongan, yaitu input tetap (fixed input) daninput variabel. 

•  Input tetap adalah input yang tidak dapat diubah jumlahnya dalam jangka pendek(shortrun), seperti lahan dan gedung. 

• Input variabel adalah input yang dapat diubahjumlahnya dalam jangka pendek, sepertitenaga kerja, bibit dan pupuk.


Komponen output adalah barang dan/atau jasa. Komponen proses dalam mentransformasi nilai tambah dari input ke output adalah pengendalian input, pengendalian proses itu sendiri, dan pengendalian teknologi sebagai upaya umpan balik dari output ke input. Upaya umpan balik ini adalah dalam rangka untuk menjaga kualitas output yang diinginkan sesuai dengan harapan (expectation) produsen.

Secara konsep, produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu, baik berupa barang, (seperti pakaian, sepatu, makanan), maupun jasa (pengobatan, urut, potong rambut, hiburan, manajemen). Dalam pengertian sehari-hari, produksi adalah mengolah input, baik berupa barang atau jasa, menjadi output berupa barang atau jasa yang lebih bernilai atau lebih bermanfaat.

•Fungsi Produksi

Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Secara sistematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:

Q = F (K, L, X, E)

Keterangan :

Q = output

K; L; X; E = input (kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian keusahawanan)


• TP = Total Product

• MP= Marginal Product = Produksi Marginal

• MP= Perubahan produksi perkesatuan

perubahan input


- MP= ∆π‘ž∆π‘₯=πœ•π‘ž πœ•π‘₯ = Slope Fungsi Produksi

- AP = Average Product = Produksi rata-rata

- AP = π‘žπ‘₯ = slope garis yang menghubungkan titik 0 dengan titik pada fungsi produksiElastisitas produksi (output elasticity) = πœ” = persentase perubahan produksi dan inputπœ” =∆π‘ž/π‘ž∆π‘₯/π‘₯=∆π‘ž∆π‘₯π‘₯π‘ž≈πœ•π‘žπœ•π‘₯π‘₯π‘ž=𝑀𝑃𝐴𝑃

- Pada daerah I tambahan input lebih menguntungkan, merupakan daerah tidakrasional (irrational) untuk berproduksi.πœ” =𝑀𝑃𝐴𝑃⇒ 𝑀𝑃 > 𝐴𝑃 ⇒ πœ” > 1 (Produksielastis)

- Pada daerah II, efisiensi input variabel mencapai puncaknya, merupakan daerah rasional MP < AP ⇒ πœ” < 1 (Produksi inelastis)

- Pada daerah III, tambahan input menurunkan produksi, merupakan daerah tidak rasional (irrational) MP < 0 ⇒ πœ” < 0

* Produksi dengan Dua input Variabel

Produksi ini merupakan kombinasi antara dua faktor produksi variabel untuk mengahsilkan output atau hasil produksi yang sama. Dalam hal ini, kombinasi yang paling mudah adalah antara faktor produksi modal (Capital) dengan tenaga kerja (Labour). Jika terdapat perusahaan yang ingin meningkatkan hasil produksi maka yang bisa dilakukan adalah dengan menambah dua input variabel dan meningkatkan produksi atau menambah dua input variabel tersebut yaitu tenaga kerja dan modal. Jika faktor produksi yang bersifat variabel adalah jumlah tenaga kerja, modal atau peralatan, maka fungsi persamaan yang dapat ditulis adalah

                               π‘„ = 𝑓(𝐿, 𝐢)

Dengan Q sebagai output atau jumlah hasil produksi, L sebagai Labour atau tenaga kerja, dan C sebagai Capital ataua modal ataupun peralatan yang mana kedua ini merupakan input variabel.

$ Isoquant (Kurva Produksi Sama)

      Isoquant merupakan kurva yang mengkombinasikan antara dua input variabel yang digunakan untuk menghasilkan output atau hasil produksi yang sama. Isoquant dapat berbentuk seperti kurva indifference dan tidak berupa garis lurus, vertikal maupun horizontal.



Kurva ini memiliki beberapa ciri diantaranya adalah memiliki slope negatif dan cembung ke titik origin, kurva ini juga tidak dapat saling memotong satu sama lain, serta garis kurva yang lebih tinggi atau yang terluar lebih banyak disukai daripada yang dekat dengan titik origin karena tingkat produksinya lebih banyak sehingga Q₁ < Q₂.

$ Isoqost (Garis Ongkos Sama)

        Kurva ini menggambarkan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh produsen selama proses produksi dalam kurun waktu tertentu.


Kurva ini bersifat slope negatif. Sehingga apabila ketikaakan meningkatkan output, maka harus meninggalkan input variabelnya. Sebaliknya jika input variabelnya yang ditambah, maka output yang dihasilkan akan berkurang.

. Teori Biaya

     -  Karakteristik Biaya

1. Biaya Eksplisit: Pengeluaran aktual untuk mempekerjakan tenagakerja, menyewa atau membeli input yang dibutuhkan produksi

2. Biaya Implisit: Nilai input yang dimiliki dan digunakan olehperusahaan dalam aktivitas produksinya sendiri

3. Biaya Alternatif/Opportunitas: Seluruh input, baik yang dimilikiatau dibeli perusaan untuk alternatif bisnis yang lain

4. Biaya Akuntansi: Pengeluaran aktual perusahaan tentangakuntansi dan biaya hostoris untuk laporan keuanganperusahaan

5. Biaya Relevan: Biaya relevan yang patut dihitung ie: biayaekonomis + biaya opportunitas

6. Biaya Tambahan (Incremental Cost): Perubahan biaya total dariimplementasi keputusan manajerial tertentu , ie: memperkenalkan produk baru, melakukan kampanye iklan dll

7. Biaya Terbenam (Sunk Cost): Biaya-biaya yang tidak termasukkarakteristik biaya diatas (Biaya tidak relevan)

€ Fungsi Biaya Jangka Pendek

      Merupakan sutau periode dimana beberapa input perusahaanadalah tetap(tidak dapat diubah, kecuali mungkin dengan beban yang besar.

1. Biaya Total 

(Total Cost) = TC = f(Q)

2. Biaya Tetap Total 

(Total Fixed Cost) = TFC

3. Biaya Variabel Total 

(Total Variable Cost) = TVC = f(Q)

4. BIAYA TOTAL (TOTAL COST)

TC = TFC + TVC

€ Fungsi Biaya Jangka Pendek

      Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost) ATC = TC/Q = AFC +AVC

Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost) 

AFC = TFC/Q

Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variable Cost) AVC = TVC/Q

Biaya Marjinal (Marginal Cost) 

TC/Q = TVC/Q


€ Fungsi Biaya Jangka Panjang

     Total Biaya Jangka Panjang 

(Long-Run Total Cost) LTC = f(Q)

Biaya Rata-Rata Jangka Panjang

(Long-Run Average Cost) = LAC = LTC/Q

Biaya Marjinal Jangka Panjang

(Long-Run Marginal Cost) = LMC = LTC/Q

¢ Hubungan Produksi (Isokuan&Isocost)


¢ Hubungan Kurva Biaya Jangka Panjang &            Jangka Pendek



. Teori Pendapatan

     Menurut Suroto (2000:26) Teori pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara langsung mapun tidak langsung. Pendapatan terdiri atas upah, gaji, sewa, deviden, keuntungan dan merupakan suatu arus yang diukur dalam jangka waktu tertentu.

Pendapatan keluarga adalah pendapatan suami dan istri serta anggota keluarga lain dari kegiatan pokok maupun tambahannya. Pendapatan sebagai ukuran kemakmuran yang telah dicapai oleh seseorang atau keluarga pada beberapa hal merupakan faktor yang cukup dominan untuk mempengaruhi keputusan seseorang atau keluarga terhadap suatu hal. Pendapatan keluarga berperan penting, karena pada hakekatnya kesejahteraan keluarga sangat tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga (Anggraini, 2007).

Penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh keputusan seseorang apakah dia mau bekerja atau tidak. Keputusan ini tergantung pula pada tingkah laku seseorang untuk menggunakan waktunya, apakah digunakan untuk bekerja, atau digunakan untuk kegiatan lain yang sifatnya santai ( tidak produktif tetapi konsumtif), atau merupakan kombinasi keduanya. Apabila dikaitkan dengan tingkat upah, maka keputusan untuk bekerja seseorang akan dipengaruhi pula dengan tinggi rendahnya penghasilan seseorang. Maksudnya, apabila penghasilan tenaga kerja relatif sudah cukup tinggi, maka tenaga kerja tersebut cenderung untuk mengurangi waktu yang dialokasikan untuk bekerja.


Berdasar hubungan antara tingkat upah dengan jam kerja, dapat diturunkan kurva penawaran tenaga kerja individual SL yang menggambarkan kombinasi tingkat upah dengan jam kerja ditawarkan. Dalam suatu perusahaan terdapat lebih dari seorang tenaga kerja, sehingga sumbu mendatar yang sebelumnya menunjukkan jumlah waktu kerja digantikan oleh jumlah tenaga kerja. Dengan demikian kurva penawaran tenaga kerja menunjukkan kombinasi antara tingkat upah dengan jumlah tenaga kerja yang bersedia bekerja. Kurva penawaran upah berlereng positif menunjukkan bahwa semakin tinggi upah nominal, semakin banyak tenaga kerja yang bersedia bekerja. Sebagaimana terlihat pada Gambar, maka pada upah nominal setinggi OWA, terdapat sejumlah OLA tenaga kerja yang bersedia bekerja. Kenaikan upah nominal menjadi OW2 mengakibatkan jumlah tenaga kerja yang bersedia bekerja naik menjadi OL2.

Sumber : https://money.kompas.com/read/2021/03/15/200252726/apa-itu-hukum-permintaan-dan-penawaran?page=all

Rumus fungsi penawaran adalah :

P = a x bQ

Atau

Q = a x bP

Keterangan :

 Q: jumlah barang yang diminta

 P: harga barang per unit

 a: angka konstanta

 b: koefisien kecerundungan (positif karena hubungan penawaran bersifat berbanding lurus)

Berikut gambar kurva penawaran:


Comtoh : 

Dean sedang merintis usaha thrift shop. Pada saat pasar ramai, ia menjual kaosnya dengan harga Rp60.000 untuk penjualan 20 unit. Jika Dean menjual 30 unit dengan harga Rp80.000, maka tentukan fungsi penawarannya.

Penyelesaian:


Perhitungan rumus fungsi penawaran

20.000Q – 400.000 = 10P – 600.000

20.000Q = 10P – 200.000

Q = 0,0005P – 10

 

Jadi, fungsi penawaran Dean adalah sebesar Q = 0,0005P – 10

 

Sumber : https://www.zenius.net/blog/rumus-fungsi-permintaan-dan-fungsi-penawaran



Postingan populer dari blog ini

Statistik Ekonomi 2